Selasa, 10 Juli 2012

MASALAH-MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi. Pertama: yang laten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker.
Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan  pada persaingan global yang semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.
          Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia diperkirakan 248/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Itu artinya jika diperkirakan setiap tahun ada lima juta ibu yang melahirkan maka setiap tahun pula ada sebanyak 18.000 Ibu yang meninggal dunia atau 2 orang ibu setiap satu jam. Dan tiga penyebab utama kematian ini adalah pendarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Berdasarkan data itu pula, Angka Kematian Ibu Indonesia menempati peringkat tertinggi di Asia Tenggara.
Persoalan  terpenting lainya adalah persoalan kelangsungan hidup anak. Dari 18 juta balita yang ada di Indonesia saat ini, paling tidak 5 juta diantaranya menderita kekurangan gizi dan 1,7 juta lainnya mengalami gizi buruk (Kompas,26/1/2007). Penyebabnya adalah faktor kemiskinan dan faktor lain adalah budaya dan ketidaktahuan. Hal ini pula yang menyebabkan tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Berdasarkan Human Development Report tahun 2007, AKB Indonesia bertengger pada posisi 43,5/1000 kelahiran hidup, dan itu artinya dari 5 juta bayi yang lahir, 217 ribu diantaranya meninggal dunia atau sekitar 650 anak setiap harinya.  
Penyebab kematian ibu adalah:
·            Perdarahan               42%
·            Eklampsi                   13%
·            Komplikasi Aborsi      11%
·            Infeksi                      10%
·            Partus lama                 9%
·            Tidak diketahui          15%
       Seperti :      -      Sosial ekonomi
-           Pendidikan
-           Kedudukan dan peran wanita
-           Sosial budaya
-           Transportasi
Penyebab kematian bayi adalah:
·         Derajat kesehatan hamil rendah dan komplikasi obstetri
·         Tumbuh kembang janin dalam kandungan terhambat
·         Proses persalinan (aspiksia, trauma, hipotemi)
Hasil survey dilaporkan bahwa Perilaku seksual remaja yang mengaku terus terang pernah hubungan seks adalah Perempuan : < 1% dan Laki-laki : 5%, dan hasil survey lainnya melaporkan siswa-siswi di 3 SMU DKI 2002 pernah hubungan seks, yang terdiri dari Laki-laki : 8,9% dan Perempuan : 7.2%.
Angka remaja hamil di indonesia masih sulit untuk didapatkan karena masih ditutupi / dirahasiakan. Dalam hal ini perlu peran para bidan untuk mensosialisasikan fungsi alat reproduksi di kalangan remaja pra puberitas dan puberitas.
Pengalaman seksual dan penggunaan kondom (Susenas, 2002)
Umur
15-19 tahun
34,7%
30,9%
20-24 tahun
48,6%
46,5%
Tempat tinggal
Kota
44,2%
44,1%
Desa
30,3%
29,9%
                    
Masalah yang berhubungan dengan kehamilan remaja adalah Jumlah / proporsi besar (22,9), penanganan belum komprehensif, kurangnya info yang benar dan adanya penolakan beberapa pihak sekolah terhadap pemberian pendidikan seks kepada remaja.
Akibat yang paling terlihat adalah meningkatkan angka arbosi yang tidak aman serta perkawinan usia muda.
          Berdasarkan penjelasan pasal 15 ayat 12 UU Kes No. 23 / 1992 dinyatakan bahwa peluang untuk beraborsi tetap terbuka, tetapi hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Pengertian Unsafe Abortion adalah pengguguran kandungan yang dilakukan dengan tindakan yang tidak steril serta tidak aman, secara medis.
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari Aborsi adalah :
1.    Gangguan psikis
2.    Perporasi
3.    Infeksi
4.    Syok
          Peran bidan dalam menangani Unsafe Abortion adalah memberikan penyuluhan pada klien tentang efek-efek yang ditimbulkan dari tindakan unsafe abortion. Untuk bidan atau nakes perlu disadari bahwa siapa saja yang melakukan tindakan aborsi tanpa indikasi  (ilegal) akan dijerat hukum denda dan hukuman kurungan serta perjanjian kepada Tuhan yang Maha Esa.
Berat badan bayi < 2500 gram. Masih rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan, semakin tinggi morbilitas dan mortilitas bayi. Faktor predisposisi BBLR adalah:
1.    Faktor ibu
·         Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
·         HAP
·         Malnutrisi
·         Hidramnion
·         Penyakit kronis (jantung)
·         Hipertensi
·         Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
·         Jarak kehamilan < 2 tahun
2.    Faktor janin
·         Cacat bawaan
·         KPD
·         Hidramnion
3.    Ekonomi yang rendah
4.    Kebiasaan
·         Pekerjaan yang melelahkan
·         Merokok
5.    Tidak diketahui
          Tingkat fertilitas / tingkat kesuburan yang mana sumbernya adalah PUS (Pasangan Usia Subur) merupakan salah satu masalah kebidanan komunitas yang perlu mendapatkan perhatian karena dengan tingginya tingkat fertilitas tanpa diiringi oleh tingkat pengetahuan akan sistem reproduksi akan meningkatkan AKI dan AKB. Peran bidan adalah memberikan penyuluhan pada PUS tentang sistem reproduksi dalam kehidupan suami-istri.
          Biasanya disebabkan oleh tingkat kepercayaan masyarakat pada dukun masih tinggi, rendahnya profesionalisme bidan dalam menolong persalinan, kurangnya pendekatan personal antara bidan dan bumi, peran bidan dalam hal ini adalah lebih meningkatkan kebersamaan dengan anggota masyarakat meningkatkan profesionalisme dalam bidang pertolongan persalinan / ilmu kebidanan
PMS adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Umumnya mata rantai penularan PMS adalah PSK. Rasio penularan akan meningkat bila pemakaian kondom dan hubungan seksual dengan PSK tidak dilakukan. PMS yang banyak ditemui Gonorrhoe (60), Sifilis, Trikomoniasis, Herpes simplek, HIV / AIDS.
          Peran bidan adalah memberikan penyuluhan tentang resiko yang ditimbulkan akibat seks bebas yang dilakukan bukan dengan pasangan yang sah terutama dengan PSK, penyuluhan tentang penggunaan kondom dalam kondisi tertentu. Perilaku dan sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan di komunitas.
Masalah-masalah lain yang berhubungan dengan sosial budaya masyarakat adalah :
o  Kurangnya pengetahuan, salah satunya dibudang kesehatan
o  Adat istiadat yang dianut / berlaku di wilayah setempat
o  Kurangnya peran serta masyarakat
o  Perilaku masyarakat yang kurang terhadap kesehatan
o  Kebiasaan-kebiasaan / kepercayaan negatif yang berlaku negatif dan positif.
         
          Sosial budaya yang ada di masyarakat memberi 2 pengaruh pada masyarakat tersebut yaitu: pengaruh negatif dan positif.
Sosial budaya masyarakat yang bersifat positif antara lain :
§  Rasa kekeluargaan dan semangat gotong royong
§  Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
§  Rasa tolong menolong / perasaan senasib sepenanggungan
Sosial budaya masyarakat yang bersifat negatif antara lain :
§  Membuang sampah sembarangan sehingga timbul daerah kumuh
§  Penyalahgunaan obat-obatan
§  Industri-industri yang tidak memperhatikan pembuangan limbah yang baik
§  Wanita pekerja yang tidak dapat merawat anaknya dengan baik
§  Masalah kesehatan jiwa yang menonjol.

0 komentar:

Posting Komentar